Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

10 Pedoman Pokok Dasar Utama Pengantar Disiplin Ilmu Pengetahuan

Daftar Isi [Tampil]

Ramajalah - Berbagai macam bidang keilmuan dengan segala cabangnya begitulah luasnya lautan ilmu yang semakin berkembangnya zaman seiring berjalannya waktu ilmu-ilmu semakin meluas dan sistematis.

Ilmu pengetahuan yang berkembang dan memekar tak begitu saja jadi tersusun tanpa adanya kerangka yang menjadi dasar keperluan upaya penyempurnaan dari adanya pengetahuanya itu seperti kandungan, sumber pengetahuan, dan manfaat ilmu itu sendiri.

Bangunan suatu ilmu (body of knowledge) sangat popular di kalangan pelajar/penimba ilmu  untuk kebutuhan pengkajian,analisis/riset, penelitian dan yang semisalnya, namun sebelum jauh dari itu ada hal-hal, konteks, kualifikasi yang menjadi tumpuan acuan dasar sebelum memasuki dan menceburkan diri pada lautan ilmu yag akan diarungi.

Dasar pokok pengantar pada ilmu merupakan deskirpsi secara umum tentang suatu disiplin ilmu berperan sebagai peta/outline, term of reference (TOS) dalam mempelajarinya.

Ada beberapa inti dasar pengantar disiplin ilmu yang biasa menjadi patokan penuntut ilmu sebagai petunjuk gambaran singkat rekaan spesifikasi profil ilmu itu, sebagian mengenalnya dengan mabadi asyrah.

10-pedoman-pokok-dasar-utama-pengantar-disiplin-ilmu-pengetahuan
pixabay

Mabadi’ A’syrah sudah tidak asing lagi bagi para penuntut ilmu yang gemar membaca, menulis, mengkaji dan membahas keilmuan khususnya dalam ilmu agama islam (syariah). 

Mabadi’(مَبَادِي) yang berasal dari kata jamak mabda dengan makna  titik awal/dasar  mengartikan bahwasanya ia merupakan sandaran paling dasar, awal dari semuanya.

Adapun a’syrah/asyrah/ashrah (عَشرَةْ ) berartikan sepuluh (dalam hitungan Bahasa Arab yang berbentuk muannast)

Dengan demikian maksud “Mabadi’ Asyrah" (مَبَادِي عَشرَةْ)”secara arti bahasa ialah dasar pokok 10 atau 10 pokok dasar, sedangkan secara terminology (istilah) ialah sepuluh pedoman dasar pokok pengantar (disiplin ilmu pengerahuan).

Mabadi’ Asyrah seakan-akan menawarkan dan menyajikan kepada para penuntut ilmu gambaran keseluruhan secara ringkas, presisi (tepat) terstruktur dari  suatu disiplin ilmu tertentu, sehingga dapat memaksimalkan pemahaman akan kandungan  didalam ilmu tersebut, yang memungkinkannya melahirkan, mengaitkan, menghasilkan dan menghadirkan hikmah serta  pengetahuan .

Syeikh Muhammad ibn/bin Ali al-Shobban (wafat tahun1206 H) Ulama berkebangsaan Mesir pengarang dari kitab/buku yang berjudul Hasyiah ‘ala syarhi al-asymuni äla matni alfiyah ibn malik fi an-nahwi menuliskan syair dalam kitabnya:

إِنَّ مَبَادِي كُلِّ فَنٍّ عَشرَةْ           الحَدُّ وَالمَوْضُوْعُ  ثُمَّ الثَّمره

Sesungguhnya dasar pokok setiap disiplin ilmu ada sepuluh, definisi (الحَدُّ), lingkup pembahasan (وَالمَوْضُوْعُ), kemudian buah hasil (الثَّمره).

وَنِسْبَةٌ وَفَضْلُهُ وَالوَاضِعُ          وَالاسْمُ الاِسْتِمْدَادُ حُكْمُ الشَّارِعُ

Dan hubungan (وَنِسْبَةٌ), keutamaan (وَفَضْلُهُ), peletak dasar/pencipta/pengarang (الوَاضِعُ), nama (الاسْمُ), sumber/dasar pengambilan(الاِسْتِمْدَادُ), hukum mempejari (حُكْمُ الشَّارِعُ).

مَسَائِلُ وَالبَعْضُ بِالبَعْضِ اكْتَفَى          وَمَنْ دَرَى الجَمِيْعَ حَازَ الشَّرَفَا

Permasalahan-permasalahan -ilmu-(مَسَائِل) dan sebagiannya melengkapi sebagian yang lain, dan barang siapa yang dapat menguasai keseluhannya maka mendapatkan (derajat) kemuliaan.

Dengan maksud urgensitas (kepentingan/keperluan) mempermudah untuk menghafalkannya, Syeikh Shabban  dalam syairnya tidak mengurutkan  mabadi’ asyrah sesuai urutan keutamaannya, di bait bagian akhir pun beliau menyampaikan “dan sebagiannya melengkapi sebagian yang lain” bahwasanya ingin menjelaskan dari semua dasar pokok itu ada yang lebih inti, namun semuanya itu melengkapi.

Menerangkan demikian ada bukan tidak lain sebagai pengertian dan keterbukaan, karena ada yang berpendapat, sebagian pakar ilmu ada yang menyebutkan hanya 4 dasar pokok saja, dan ada pula yang 3 inti dasar saja, nama ilmu pengetahuannya, definisi, lingkup pembahasan dan tujuan manfaatnya, namun bukan berarti menafikan yang lain, itu hanya bagian dasar pokok yang paling inti dan utama.

Seakan menyampaikan ,tidak apa hanya mengetahui sebagiannya namun bila mengetahui seluruhnya itu akan sangat membantu.

10 Pedoman Pokok Dasar Utama Pengantar Disiplin Ilmu Pengetahuan

1. Definisi

Definisi, dalam kata yang lebih ringan lagi ialah “arti”,yakni  pengertian dari ilmu itu sendiri.

Definisi yang dalam bahasa Arab  “Ta’rif” (تَعْرِيْف), secara harfiah bermakna pengenalan, artinya kalimat yang memberikan  penjelasan pengertian keterangan lengkap secara utuh.

Kadang kala ada beberapa definisi kurang  tepat dengan kata lain penjelasannya cacat, akibatnya pemahaman tak sempurna sehingga mencederai kesempurnaan hakikat ilmu itu sendiri, sebab itu ada sebagian definisi yang tidak dapat dijadikan sandaran.

Jadi definisi yang baik ialah penjelasan yang mengartikan sesuatu secara valid/utuh mudah dipahami dengan tepat sehingga dapat membedakan antara suatu hal dengan yang lain, itulah hakikat definisi.

2. Materi Pembahasan (Objek Kajian)

Materi pembahasan atau pokok pembahasan merupakan isi kandungan ilmu pengetahuan itu sendiri, pembahasan yang menjadi acuan untuk dipelajari, sehingga bisa membayangkan dan mengerti dimana  ranah ilmu tersebut.

3. Manfaat Ilmu

Dalam Ilmu pengetahuan khususnya ilmu agama lazim adanya manfaat dari adanya suatu ilmu tersebut, bahkan boleh jadi hikmah dan manfaat itu hadirnya berbeda-beda pada setiap orang, yang pasti tetaplah bermanfaat untuk kemaslahatan.

Dengan tercantumnya unsur manfaat pada dasar pokok suatu ilmu dapat mendeskripsikan dan menetapkan tujuan dari adanya ilmu tersebut, sehingga mengetahui dengan jelas hasil mempelajari imu itu.

4. Keutamaan

Keutamaan atau keistimewaan, atau kata yang lebih lagi yaitu keungulan dan kelebihan, tentunya sudah menjadi ketetapan adanya suatu ilmu tertentu.

Suatu ilmu memiki keutamaannya masing-masing dari banyak sisi, keutamaan inilah yang mengklarifikasikan dan mengaterogikan kedudukan ilmu tersebut, dengan begitu memungkinkan lebih mengenal dan bisa lebih menyelami ilmu itu sendiri.

5. Ikatan/Hubungan Ilmu

Jika dalam mabadi’ asyrah dilafalkan dengan kata nisbat/nisbah.

Dalam suatu cabang ilmu tertentu biasanya terhubung dengan suatu ilmu yang lain, bahkan banyak sekali yang merupakan cabang bagian ilmu itu sendiri, jadi, unsur dasar pokok ini menjelaskan adanya keterkaitan suatu ilmu dengan ilmu pengetahuan yang lain, contohnya ilmu psikologi dengan ilmu sosiologi.

6. Peletak/Penyusun ilmu

Peletak maksud disini bukanlah khusus penemu atau pencetus, namun bermakna luas, bisa berarti penyusun, pengarang, atau penyempurna.

Setiap cabang ilmu pengetahuan tentunya tidak hanya penemu semata, itulah mengapa peletak disini maknanya lebih umum dan cangkupannya pun luas, bisa jadi pengetahuan itu berkembang dan bercabang kemudian disempurnakan dan disusun secara sistematis seperti membagun kaidah-kaidah, menyusun rumus-rumusan., dan sudah banyak  pula buku-buku yang dari suatu disiplin ilmu tertentu lahirlah penjelasan, penafisran, penjabaran, penyingkapan, hingga pandangan-pandangan perincian dari disiplin ilmu tersebut.

Seperti halnya dalam ilmu logika sebagian berpendapat bahwasanya yang menemukannya adalah Aristoteles, dan yang menurut beberapa literatur sejarah Socrates orang yang pertama kali mengaplikasiknnya yang kemudian dilanjutkan oleh muridnya bernama Plato

7. Nama Ilmu

Nama dalam bahasa Arab al-ism ((الاسْمُ), kata yang menunjukan pada suatu makna tersendiri tidak disertai keterkaitan dengan waktu atau kata maupun panggilan yang disematkan terhadap ilmu

Ilmu pengetahuan memiliki namanya masing-masing dengan tujuan pengenal dan pembeda, tidak sedikit nama itu diadopsi dari hal terkait seperti ilmu warisan dan terkadang diambil dari peletak ilmu itu sendiri.

Namun, tak jarang suatu ilmu tertentu memiliki istilah penyebutan yang  berbeda, meskipun itu hal yang sama seperti halnya ilmu faroid/faraid/fara’id dengan ilmu waris, kendati demikian pasti memiliki alasannya.

8. Sumber Ilmu

Sama seperti hal lainnya, setiap cabang ilmu memiliki referensi/sumber pengambilannya sendiri yang oleh karena itu lahirkan ilmu pengetahuan itu. Sumber pengetahuan bisa dari banyak hal, seperti halnya ilmu logika yang bersumber dari akal, beberapa ilmu juga bersumber dari kitab suci(al Quran) dan hadist.

Singkatnya sumber disini rujukan tempat mengambil topic-tpik yang di bahas.

9. Hukum Pempelajaran

Mempelajari suatu bidang dalam keilmuan khususnya ilmu pengetahuan islam dengan berbagai macam disiplin ilmu terdapat tingkatan hukum-hukum yang ditetapkan, hokum dalam mempelajari dan mengaplikannyapun dapat berubah-ubah dalam suatu kondisi tertentu, mulai dari sunnah, fardu hingga disuatu waktu mungkin bisa menjadi haram.

10. Permasalah-Permasalahan

Permasalahan-permasalahan dalam pedoman dasar pengantar disiplin ilmu ialah permasalahan yang terkandung dalam suatu ilmu tertenntu dan akhirnya menjadi pembahasan itu sendiri.

Demikian ulasan mengenai panduan dasar pengantar disiplin ilmu yang bisa menjadi acuan awal tumpuan pondasi, keabsahan, pangkal landasan sebagai rujukan yang hendaklah diperhatikan sebelum lebih jauh mempelajarinya demi memaksimalkan hasil yang didapat.

Dengan mengetahui rincian secara mendetail akan semakin dalam wawasan dan pemahaman dari ilmu tersebut, begitupun berefek pada ingatan yang semakin kuat dan tajam.

Jika teman-teman mendapatkan kekeliruan dalam tulisan dan pemahaman bisa memberikan masukan dikolom komentar yang telah disediakan dibawah, supaya dalam pembelajaran menulis ini dapat tumbuh berkembang dan faidahnya meluas serta lebih terasa.

Sekian semoga bermanfaat

Terima Kasih dan mohon maaf

Salam Kami Ramajalah