Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Idul Adha dan Pandemi Covid 19 di Mesir

Daftar Isi [Tampil]
idul-adha-dan-pandemi-covid-19-di-mesir

Idul Adha dan Pandemi Covid 19 di Mesir



Wabah Pandemi Covid 19 di Mesir

Sudah genap sekitar 6 bulan wabah pandemi covid 19 menjangkit dunia, pemerintah Mesir sudah mengubah keadaan lockdown menjadi new normal sejak bulan juli tahun 2020 kemarin, kendaraan umum seperti bis, tramco (mobil angkutan umum seperti angkot ‘angkutan kota’) dan sebagainya sudah kembali beroperasi seperti sedia kala.

Tidak banyak berbeda dengan masyarakat Indonesia pada umumnya, pada masa pandemi covid 19 ini masyarakat Mesir pun masih banyak yang melakukan aktivitas kesehariannya di luar rumah dengan tanpa menggunakan pelindung masker.

Entah apa yang menjadi dasar alasannya, yang pastinya menurutku sebagian masyarakat di sini menganggap bahwa imunnya kuat dapat mejaga dirinya dari tersalurnya virus covid 19 ini -demikian hanya menurutku- tentunya masih banyak dasar alasan lainnya.

Bukan tanpa dasar aku berargumen seperti ini, kurang lebih 4 tahun sudah meneliti bagaimana dinamika kehidupan di Mesir dengan segala hiruk pikuknya, cara berinteraksi dan saling memahami di antara mereka maupun dengan orang asing.

Idul adha di Mesir

Tahun 2020 Idul adha diadakan pada tanggal 31 juli, tepatnya di Mesir pada hari jum’at, pukul 05.38 menjelang matahari terbit, kali ini aku berdua saja menemani salah seorang sahabat karib yang sedang diberikan amanah disamping menuntut ilmu.

Sidiq al-faruq yang kerap kali ku sapa sidiq memang tahun belakangan ini sedang menjalankan sebagian kesehariannya dengan hal yang persis dilakukan fahri salah satu actor utama film “Ketika Cinta Bertasbih"

Mobil dan Motor di Mesir

Latar belakang motif datangnya aku ke kediamannya bukan lain hanya melepas rindu sejenak dan saling bercerita, tak jarang kami pun berdiskusi tentang suatu hal yang sedang hangat akhir-akhir itu, namun kebetulan kemarin sembari menemaninya memperbaiki mobil yang biasa dipakai untuk mengantar pesanan.

Memang belum lama ini, sudah ada kendaraan motor yang dipinjam dari senior saat mobil tidak dapat difungsikan, tetapi saat kemarin keduanya mobil dan motor tidak dapat digunakan.

Di Mesir sekarang, tidak jarang mahasiswa yang sudah memiliki kendaraan pribadi, terlebih yang mempunyai kegiatan lebih dibanding mahasiswa pada umunya, dan harga untuk maharnya pun saya kira masih dibawah standar harga Indonesia jika ingin membeli motor gede.

                Namun masih lebih banyak mahasiswa Malaysia, tak ayal rate harga uang ringgit masih lebih tinggi 3 kali lipat dibanding uang pound Mesir, sedang saat ini uang rupiah hampir sama nilainya dengan uang pound Mesir.

                Malam itu setelah sesampainya di kediaman sidiq, tak selang berapa lama kami bergegas menuju parkiran mobil di depan sebrang apartemennya, sebab mayoritas di kota kairo khususnya dan di Mesir umumnya tidak memarkirkan kendaraannya di bagasi mobil melainkan di samping-samping jalan.
                Setelah banyak upaya mobil tak kunjung kembali normal, hanya di bagian starter saja yang dapat diperbaiki, kami pun kembali pulang ke apartemen dan kembali lagi keluar rumah setelah mengetahui bahwa sebab motornya mati karena kehabisan bensin.

                Terdapat 4 pom bensin di distrik 10 (dalam bahasa Arabnya al-haayu-l-‘asyir) salah satu distrik di mesir dimana banyaknya mahasiswa Indonesia maupun asia tinggal, bahkan rumah kesekretarian mahasiswa Indonesia, entah kedaerahan, almamater maupun afiliatif umumnya bertempat di sini.

                Dari ke-empat pom bensin tersebut, pom bensin bawwabah 1 samping Masjid As-Salam memang dikenal termurah, tidak terasa jika hanya membeli beberapa liter saja, namun jika mengisi tank bahan bakar mobil, jiwa irit mahasiswa mengantarkan nya pada pom bensin tersebut.

                Cukup jauh jika berjalan dari daerah toub-l-romli, di jalan pun kami sempat bergantian menjinjing motor saat menuju pom, walaupun motor yang dijinjing adalah motor bebek.

                Motor bebek ini sebelum ada di kairo tadinya berasal dari kota el-mansuriyyah yang sebelumnya dikirim dari asia melalui jalur laut pada tahun 2004, dan sampai di kota kairo pada tahun 2014 setelah semua mahasiswa asing di pusatkan di kairo.

                Motor pun telah diisi penuh bensin, namun bukan berarti motor ini bisa langsung dapat digunakan, untuk menghidupkannya pun kita mesti mengeluarkan keringat, maklum di samping sudah termakan usia, untuk dapat mengalirkan bensin ke mesin beberapa usaha dan waktu harus dikerahkan.

Sisi Lain Mahasiswa di Mesir

                Sidiq sosoknya yang penyabar, ulet, dengan jiwa social yang tinggi, beliaupun khusyuk dalam beribadah, sopan santun yang menjadi perangainya sering kali menjadi teguran untukku untuk dapat menjadi orang yang berakhlak mulia.

Sholat Ied di Mesir 2020

                Shubuh menjelang pagi, sambil menunggu waktu shalat ied, beliau mempersiapkan bahan-bahan untuk memasak dan mengolahnya untuk dimakan setelah shalat, saat aku ingin membantunya beliau malah mempersilahkan diriku untuk istirahat, sebab beliau tau bahwa aku belum sempat tidur malam, dikhawatirkan tertidur untuk menunaikan sholat ied.

                Jam pun hampir menunjukan akan dimulainya sholat, aku pun mengambil wudhu dan mempersiapkan diri untuk menunaikan shalat ied, karena beliau tahu aku tak membawa apapun selain hp, beliau menyuruhku dan mempersilahkan untuk memakai salah satu jalabiah miliknya.

                Jalabiah merupakan pakaian yang dipakai orang arab pada umumnya, klo di Indonesia namanya gamis panjang, namun masyarakat mesir sendiri memakai jalabiah untuk banyak kegiatan seperti bekerja atau berdagang.

                Shalat pun di mulai, dalam shalat ied takbiratul ihramnya sebanyak 7 kali dalam rakaat pertama, sedang dalam rakaat yang kedua berjulahkan 5 kali.

                Sidiq menjadi imamku pada sholat ied tahun ini, rasa shalat bersama yang biasanya dilakukan bersama sanak saudara 4 tahunku kali ini aku bersama sahabat-sahabatku, senang namun tak mengurangi rasa jauhku rindu pada keluarga,

Takbir Rindu Dalam Shalat

                Takbir demi takbir kurenungi dalam diri, rasa ingin semakin merubah diri menjadi lebih baik semakin ingin dijalani, beberapa saat setelah takbir ke-empat suara takbir imam seketika seperti merintih seakan ingin menangis, isak menderai air mata mecoba tetap mengucap takbir setelahnya, aku mencoba seperti biasa namun tetap tak kuasa mendengarnya.

                Shalat memang menjadi suara rindu bagiku untuk dapat menyuratkan pada kedua orangtuaku, sejenak setelah shalat usai, kami berdua mengumandangkan takbiran, memejamkan mata sembari berharap semoga keluarga disana baik-baik saja.

Kairo, 04.01 CLT, sabtu, 1 juni 2020