Makan Gratis di Mesir Setiap Hari! 2 Kali Dalam Sehari
Ramajalah - Makan gratis di Mesir setiap hari 2 kali dalam sehari menjadi rutinan masyarakat Mesir yang bermukim disekitar Al-Darb al-Ahmar tepatnya kawasan Masjid al Azhar.
Makanan yang gratis di Mesir |
Masjid al Azhar sebutan lumrah sebagian warga asing di Mesir, orang Mesir umumnya mengatakannya dengan Jami' Azhar.
Perbedaan kata Masjid dan Jami yang melekat pada Masriyyin (orang-orang Mesir) ialah pengadaan shalat Jum'at di tempat itu.
Jami merupakan tempat yang biasa digunakan shalat 5 waktu termasuk shalat Jum'at, sedangkan masjid ialah tempat yang biasa digunakan shalat 5 waktu, namun tidak digunakan untuk shalat jum'at. Itu sedikit kurang lebih yang saya pahami.
Kembali lagi pada cerita makan gratis setiap hari yang menjadi rutinan kami di Mesir. Sebenarnya sudah lama ingin sedikit berbagi kisah bagaimana kehidupan keseharian saya di Mesir, salah satunya sebagian dikit kebaikan-kebaikan yang ada di bumi para Nabi ini.
Beberapa tahun ini, mungkin 2 tahun kebelakang ketika 2020, saya tak begitu ingat kapan awal mula dibukanya makan gratis ini, seingat saya, sepulangnya saya dari kampus setelah menyelesaikan soal ujian -tingkat akhir-, sebelum kembali ke rumah saya menyempatkan mengisi perut terlebih dahulu disana, dan itu berulang-ulang kali setiap kali sepulangnya dari ujian, meskipun melewati apartemen saya.
Memang tak begitu jauh lokasinya, bahkan tidak sampai 4 menit saja jika berjalan, begitupun dengan kampus, jadi boleh dikatakan rumahku pertengahan antara kampus al Azhar -keagamaan putra- dengan tempat makan gratis harian itu.
Jurusan saya sendiri ujiannya diadakan pukul 15.00 CLT, ujian berlangsung selama 1 - 2 jam/materi, kurlebnya sebelum jam 5 saya pergi untuk makan, terkadang sekali-kali sudah tutup juga.
Tempat makan gratis itu kalau makan siang pukul 13.00 sudah dibuka, jadi bila sebelum pukul 5 sore termasuknya memang akhir-akhiran alias telat, itu 2020 lalu.
Sekarang 2022, setelah ashar saja biasanya tempat itu sudah mau tutup, maklum sudah semakin banyak yang tahu tempat itu, antrinya pun kalau menunya cukup baik bisa menghabiskan waktu sampai 25 menit untuk bisa mengambil piring, berbeda dengan dulu yang hanya paling-paling 10-15 orang saja, itu terpanjang seingat saya sekarang.
Tempatnya yang tak terlalu luas, tak begitu terlalu sempit juga, dengan ini menjadikan kami secara tidak langsung mengerti, sehingga dapat dimaklumi bila dimungkinkan dalam waktu tertentu antrian panjang tidak dapat dielakkan.
Kendati demikian, toh cuma mengantri dan makannya gratis terkadang sambil mengantri juga kami membaca atau berbincang-bincang dengan yang lainnya dan terasa sudah mau didepan saja.
Andaikata pun sedang tak ingin keduanya masih bisa murajaah atau berdzikir, dibanding masak sendiri makan gratis tetap menjadi pilihan kala mood lagi kurang baik.
Saya pribadi sesungguhnya gemar belajar memasak, beberapa kali juga sempat menjadi koki di rumah makan citarasa nusantara yang ada di Mesir, sebab itu, saya lebih memilih masak sendiri ketimbang makan di mat'am (rumah makan), yang sering kali menunggu pesanan tiba dengan waktu yang tidak sebentar, di samping itu memasak jauh lebih hemat.
Keadaan tempat makan gratis untuk siang hari cukup ramai dibeberapa waktu, berbeda dengan waktu sarapan, saat sarapan meskipun orang banyak berdatangan, namun kondisinya konsisten singkat, orang-orang berdatangan, makan, lalu pergi.
Seperti pada umumnya, dapur-dapur umum yang menyediakan makan gratis, ada pegawai yang bertugas memasak, mengantarkan dan menyiapkan menu, mengendalikan antrian, membagikan makan dan tim bersih-bersih. Jadi, biasanya orang datang, makan, kemudian pulang begitu saja. Piring yang sudah selesai dipakai makan disimpan ditempat yang sudah disediakan sebelum keluar ruangan.
Jam makan sarapan mulai dibuka sejak pukul 06.00 pagi, biasanya saya pergi kesana antara jam 6 sampai jam 7, terkadang lebih dari itu, namun lebih sering sebelum jam 7, masih hangat dan tidak begitu ramai. Alasan lainnya mungkin karena sudah lapar juga.
Apalagi beberapa minggu terakhir ini jika lebih awal akan lebih nikmat, sebab disediakan jeruk nipis bagi siapa saja yang ingin mengambilnya untuk ditambahkan pada menunya.
Menu sarapan pagi ditempat makan yang gratis ini hampir menu yang sama, alias itu-itu aja dan tergolong kesukaan saya, ful (semacan kacang yang dibuat seperti selai namun lebih cair), 'isy (roti mesir) dan sallato (semacam acar berisi timun, tomat dan wortel, tak jarang saya pun kembali ke tempat pembagian sekedar untuk nambah.
Sempat bebetapa kali menu sarapan paginya semacam bubur, tapi bukan nasi, masih enak dan saya suka. Baru beberapa kali saja setelah itu sudah kembali ke normal.
Para pendatang dominan masyarakat Mesir sendiri setelah itu mahasiswa indonesia, malaysia, india, pakistan, dan mahasiswa asing lainnya, awal dibuka pendatang asing hanya pelajar asal indonesia dan malaysia saja, makin kesini makin ramai mahasiswa asing yang dari negara lain.
Supaya lebih tergambar saya akan paparkan menu apa saja yang ada di tempat makan yang gratis ini, berikut menu nya:
Pagi setiap hari :
- Isy
- ful
- Sallato
Menu makan siang makan gratis di Mesir:
- Jum'at = Nasi, daging, sayur kentang, molokhia/mulukhiyyah
- Sabtu = Kusyari
- Ahad = Nasi, daging, sayur kentang, mulukhia
- Senin = Nasi, daging giling, sayur kentang, mulukhiyya
- Selasa = Nasi, daging kuftah (seperti bakso), sallato
- Rabu = Kusyari
- Kamis = Basyamil (makaroni kukus dengan saus bumbu ditambah campuran daging giling), sallato
molokhia/mulukhiyyah: semacam sup sayuran hijau yang dicincang kecil-kecil kemudian diberi air.
Tempat makan gratis ini sangat membantu masyarakat sekitar yang tergolong kelas menengah kebawah, tidak sedikit para pegawai dan pekerja singgah disana.
Tempat makan gratis ini dibawah naungan sebuah yayasan Khalid Abdullah dan Sheikh Ali Jum'ah, terdapat dibeberapa tempat di Mesir, dan inilah satunya.
Mungkin ini suatu hal yang baik yang kadang kita sendiri tak sadar karena terbiasa, apalagi saya yang hampir setiap hari makan disana, bila dihitung materi, berapa banyak uang yang saya alihkan yang mana sebenarnya itu untuk biaya makan sehari-hari?. Alhamdulillah
Dengan ini saya teringat perkataan-Nya “Masuklah kamu ke negeri Mesir, insya Allah dalam keadaan aman.” (surah Yusuf:99)
Semoga keluarga para pegawai dan keluarga para donatur senantiasa diberikan kesehatan dan rezeki yang baik.
Sekian cerita ngelantur mesir untuk hari ini, malam sudah semakin larut jadi, mata pun mulai sayup-sayup.
Bila ada kesalahan atau kekurangan mohon disampaikan pada kolom komentar dibawah.
Terimakasih dan mohon maaf
Salam dari kami Ramajalah