Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Cerita Mie Indomie di Mesir, Indomie Goreng Masih Menjadi Misteri

Daftar Isi [Tampil]

mie Indomie di mesir
Foto: dok pribadi

Cerita Indomie di Negeri Para Nabi 

Kairo, Ramajalah - Masyarakat Indonesia sudah sangat lumrah sekali dengan makanan instan, salah satunya mie instan yang spesial setia menemani dikala suka maupun duka, terutama di kalangan para pekerja dan pelajar.

Meskipun banyak sekali brand mie instan di Nusantara, sepertinya indomie sudah menjadi top brand identik dari bayangan mie secara umum, entah mungkin disebabkan pemasarannya menggunakan slogan "Indomie seleraku" atau dikarenakan produsen mie terbesar, tapi apapun itu indomie saat ini sudah menjadi leader market mie instan skala internasional. 

Mie/mi yang merupakan makanan khas Asia kendati dahulu orang Arab, Italia begitu pun orang Tionghoa mengklaim sebagai penciptanya, mie sudah menjadi salah satu daftar menu favorit dikalangan masyarakat Asia termasuk Indonesia, dibuat dari bahan tepung terigu atau tepung gandum dengan cara pengolahan dan penyajiannya yang berbeda-beda, diantara macam-macam itu ada mie telur yang paling sering kita konsumsi, bihun, kwetiau, soba, sohun, ramen, udon dan masih banyak yang lainnya.

Penyajian mie pun sangat beragam, di Indonesia sendiri mie ayam menjadi yang paling banyak peminatnya, walaupun setiap daerah sudah memiliki mie khasnya masing-masing seperti mie Aceh, mie kocok Bandung dan bakmie sebagai khas mie Jawa.

Pemasaran Indomie yang besar dan luas dengan skala internasional, Mesir menjadi salah satu negara yang dipasok mie instan ini dan laris, namun jika dibanding dengan Negara lain di Afrika Nigeria merupakan penjualan Indomie yang paling besar bahkan 70% indomie menguasai pasar Nigeria.

Masuk ke Mesir tahun 90-an distribusi penjualan indomie di Mesir awalnya tak seramai saat ini yang kita bisa jumpai dibanyak tempat, dikarenakan suatu hal yang baru di Mesir.

Mesir sendiri sebenarnya sudah ada dan banyak dijual dimana-mana namun biasanya mereka mamakai pasta (Basta, dalam pelafalan arab Mesir)  yang bentuk awalnya semacam lidi lalu direbus dan dikukus sembari dilemuri minyak, adapun kuahnya menggunakan solso (kuah sambal tomat).

Terbiasanya orang Indonesia mengkonsumsi mie, mie indomie di Mesir seakan-akan konsumen utamanya masyarakat Indonesia sendiri, terkhusus bagi para mahasiswa yang sering kali dalam keadaan krisis moneter di akhir bulan, proses penyanjiannya yang mudah dan cepat serta indomie bisa didapatkan di toko terdekat bisa menjadi alasan yang tepat untuk menjelaskan semua.

Bukan hanya alasan itu saja banyak orang Indonesia di luar Negeri mengomsumsi mie Indomie, terkadang hanya ingin saja, atau sekedar melepas rindu, untuk di Mesir setiap tahunnya pada januari-februari biasanya ada pameran buku internasional (Cairo Internasional Book Fair), Masisir -Mahasiswa Indonesia Mesir- sering menyebutnya ma'rod/ma'rid, tak jarang sebagian mahasiswa Indonesia pergi ke ma'rod berakhir membeli indomie saja, semelekat itu masyarakat Indonesia dengan indomie.

Kabar duka pun sampai kepada kami para pekerja dan pelajar sebagai penikmat indomie varian rasa bahwasanya penemu dan peramu mie Indomie ibu Nunuk Nuraini telah kembali kepada yang Maha Kuasa di usia 59 tahun, turut berduka cita dan terimakasih atas semua usahanya menciptakan rasa yang sudah ada di lidah kami para pecandu selera masakan Nusantara di lain benua.

Meskipun mie indomie Mesir tidak selengkap rasa yang sudah tersedia di Indonesia, saat ini sudah ada warmindo (warung makan indomie) yang mienya langsung dibawa dari Indonesia, tidak jauh berbeda dengan konsep pada umumnya di Indonesia, konsumen memilih dan mengambil sendiri rasa beserta tambahan toping tak ketinggalan pula minuman khas Indonesia, dibuka awal Maret 2022 lalu oleh Iqbal asal Jakarta sebagai salah satu ownernya yang sekarang sedang menetap di Kairo.

Adapun varian rasa indomie yang tersedia dan mudah dijumpai di Mesir diantaranya indomie rasa kuah ayam (chiken flavour), indomie kuah sayuran (vegetable flavour), rasa udang (shrimp flavour), indomie rasa kari ayam (chiken curry), indomie rasa daging sapi (beef), indomie rasa ayam spesial (special chiken) dan yang paling misteri ialah indomie goreng.

Pada tahun 2016 awal saya memijaki bumi para Nabi, saya sempat melihat sebentar saja peredaran mie indomie goreng di toko sekitar yang banyak mahasiswa Indonesianya tak lama setelah itu sudah tidak terdengar kembali.

Tak ingat kembali kapan beredar lagi mie indomie goreng yang saya ingat sekali pada waktu itu tiba-tiba ada info bahwa sudah ada mie goreng tersedia Mahalawy (Salah satu mini mall di sekitar distric 10 Medinat el-nasr city, banyak  orang-orang Indonesia pun berbondong membeli dalam jumlah banyak dan tak lama setelah hari itu indomie goreng pun tersedia di toko-toko terdekat, kala itu harga indomie 5 pound Mesir khusus untuk indomie goreng sedang indomie yang lain dengan kemasan biasa tanpa minyak seharga 2,5 pound dan dengan tambahan minyak seharga 3 pound, adapun kemasan jumbo harganya 3 pound namun tanpa minyak.

Harga mie instan indomie Mesir kembali naik beberapa bulan ini menjadi 4 pound untuk kemasan biasa sedangkan untuk ukuran jumbo seharga 5 pound, padahal dulu beli mie karena murah, tapi saat ini alasan yang berlaku ialah indomie cepat diolah dan mudah didapat.

Varian rasa indomie dimesir dan Indonesia memang ada yang serupa tapi bukan berarti rasanya sama, mungkin indomie Egypt menyesuaikan lidah pribumi, bila kita membuka mie indomie biasa pun saat ini isinya hanya 1 bungkus bumbu saja, tidak ada yang lain seperti cabainya

Ternyata belum lama ini pemerintah Mesir bagian otoritas keamanan pangan Mesir menarik mie indomie dari pasaran karena ditemukannya bahan yang berbahaya untuk dikomsumsi yaitu aflatoksin dan residu pestisida yang melebihi kadarnya, tak hanya itu pihak berwajib juga meminta perusahaan menghapus klaim kandungan kalsium zat besi, seng dan vitamin B pada kemasan produknya.

Ternyata begitulah adanya, mie instan indomie punya banyak cerita di Negeri para Nabi, hingga sekarang pun saya belum melihat kembali kemana mie goreng Indomie itu, apa karena orang Mesir sendiri tidak mengerti cara pengolahan mie Indomie gorengnya, karena bayangan saya  indomie maqli (goreng dalam bahasa pasar mesir) ya digoreng sama minyak jika orang Mesir sendiri belum mengerti cara membuatnya, tapi nggak tahu juga itu, cuma bayangan goyon saja.

Beberapa hari lalu saja teman saya ditanya oleh pemilik kedai ketika dirinya membeli mie Indomie kemasan dan telurnya "kalian masak mie pakai telur, gimana itu?", Alih-alih menjawab dia tersirat jawaban yang terlintas di benaknya " kan gambar pada kemasannya memang begitu fotonya" namun untuk mempersingkat waktu teman saya memilih mengiyakan saja dan bergegas kembali pulang.

Sekian kisah mie Indomie di Negara seribu menara, bukan promosi dan endors indomie Egypt tapi kalau indomie Egypt mau ikut iklan di blog saya juga saya tak akan menolak, atau pemilik warmindo mau ngasih traktiran saya juga langsung menerima insyaallah.

Sebagai informasi untuk mie goreng saat ini mungkin ada, mungkin, tapi saya aja yang kurang main.

Terimakasih sudah singgah salam kenal semuanya, mohon maaf bila kurang asyik.

Oh iya, kalau mau klik iklan jangan ragu-ragu yah :)